Keep Share what i can find for you all netizen

Advertisement

Tuesday 28 August 2012

Fir'aun Juga Orang Tua


Kata-kata "orang tua" memiliki tiga arti, Pertama orang yang dengan mereka kita ada di muka bumi, yaitu ayah dan ibu. Ini pengertian orang tua secara khusus. Kedua, orang yang berumur lebih tua dari kita, mereka adalah orang yang secara pengalaman lebih memiliki banyak pengetahuan daripada kita, namum tidak selamanya bisa dijadikan teladan. Ketiga, orang yang dituakan, baik karena posisi atau Ilmunya. Seorang pimpinan adalah orang tua bagi pegawainya, meskipun umurnya lebih kecil, seorang suami adalah orang yang dituakan dalam keluarga, meskipun umur istri lebih tua dari sang suami.
Orang disebut orang tua menurut pembagian pertama adalah karena "Jasa" mereka, kedua karena "Dahulu" nya mereka hadir di dunia, dan ketiga karena "Kelebihan" mereka diatas yang lain. Singkatnya, seorang itu bisa mendapat tempat lebih tinggi dalam kehidupan sosial itu oleh tiga sebab; Jasa, Senioritas dan Kualitas diri.
                Mari kita lihat sekilas pembagian pertama, orang tua yang dengan mereka kita ada di dunia ini, yaitu Ayah dan Ibu. Agama Islam mewajibkan seorang anak untuk selalu berbakti pada kedua orang tua, bahkan dalam sebuah riwayat Rasulullah pernah membatalkan keberangkatan seorang pemuda ke medan perang dikarenakan kedua orang tuanya masih hidup, agar dia bisa merawat dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Allah menyandingkan "syukur" kepada kedua orang tua setelah"syukur" kepadaNya (Luqman:14). Agama Islam mengajak kita masuk surga lewat berbakti pada orang tua, menjadikan orang tua sebagai lahan pahala bagi anak-anaknya. Setiap "senyuman" orang tua yang berasal dari perbuatan kita, di sanalah deposito pahala masuk ke dalam tabungan kita. Sungguh benarlah orang yang mengatakan,"Orang paling rugi di dunia dan akhirat adalah orang yang tidak bisa meraih surga sedangkan dia memiliki orang tua". Ini menunjukkan betapa orang tua sumber berkah bagi anak-anaknya.
                Semua orang tua ingin anaknya menjadi lebih baik darinya. Kalaupun ada seorang yang sangat "pendengki", artinya tidak mau ada orang yang lebih baik dari dia, maka dia tidak akan pernah dengki pada anaknya, dia pasti ingin memiliki anak yang lebih baik dari dia. Ternyata itu adalah fitrah orang tua, baik orang tua manusia maupun "orang tua" hewan. Seekor induk singa yang maha ganas tidak akan pernah mau memakan anaknya!
                Sejak manusia ada orang tua selalu ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Marilah kita simak pesan seorang salah seorang Fir'aun kepada anaknya yang akan menjadi pengantin: Nasehat pertama bagi anak gadisnya;
                " Wahai putriku, jagalah kehormatanmu. Janganlah sekali-kali kamu menyakiti ayah atau ibumu. Apabila suatu ketika nanti kamu menikah, hormatilah suamimu dan hargailah setiap perkataannya. Pergunakanlah kesempatan ketika dia lelah setelah datang dari pekerjaanya, jadikanlah senyuman dan kelembutanmu sebagai pelepas lelahnya. Jangan pernah kamu melanggar larangan suamimu, apalagi larangan yang dilarangnya dengan keras. Ketahuilah bahwa pertengkaran antara kalian biasanya akan berakhir dengan perpisahan. Dengan itu akan menjadi awal kerusakan bagi suamimu dan awal kerusakan dan "ketidak lakuan" bagi kamu!(akan susah bagi kamu mendapatkan suami baru, karena sejelek-jelek wanita adalah wanita yang dicerai oleh suaminya, apapun sebabnya-red). Sebutlah selalu tentang kebaikan keluarganya dan pujilah selalu kebaikan mereka. Hormatilah ibunya, ketahuilah bahwa dia telah lebih dahulu menjadi ibunya sebelum engkau menjadi istrinya, dan Allah telah mewajibkan baginya untuk berbakti dan cinta pada ibunya. Hormatilah ayahnya, dan jadikan ayahnya sebagai ayahmu.
                Sedangkan anak-anakmu, mereka adalah bagian dari darah dagingmu, maka jadikan perhatianmu atas mereka di atas segalanya, supaya engkau bisa menciptakan bagi bangsa Mesir generasi yang baik, mencintai keluarga, dan Tanah Airnya. Engkau wahai putriku di rumahmu adalah Ratu bagi kerajaan kecilmu, dan aku yakin engkau mampu menjadi Ratu itu, semoga Tuhan selalu menjaga dan meridhaimu."              
Selanjutnya nasehat Fir'aun bagi anak laki-lakinya:
" Wahai anakku, jadilah engkau Tuan di rumah mu sendiri, cintailah istrimu dengan tulus, berilah dia semua kebutuhan yang mencukupinya, berilah istrimu pakaian yang bermacam-macam( karena pakaian bagi wanita tidak seperti pakaian bagi laki-laki-red). Belilah dia parfum yang wangi, karena wanita menyukai itu. Bahagiakanlah dia dalam kehidupanmu, karena istri adalah cerminan suami, darinya akan kelihatan apa yang dilakukan suami baginya. Janganlah kamu berbuat kasar di rumahmu, karena kelembutanmu akan menggerakkan, melembutkan dan menambah cinta di hati wanita, sedangkan kekasaran akan menakutkan wanita. Berikan istrimu apa yang dia inginkan, dan penuhilah semua permintaannya, selama itu dalam kemampuanmu. Ridhoilah dia dan carilah keridhoannya, karena kalau tidak demikian, maka rumah tanggamu di depan pintu kehancuran. Dekatlah selalu dengannya dan panggillah dia dengan panggilan yang mesra dan penuh cinta, muliakanlah dia, hormatilah perasaannya, dan perlihatkanlah selalu rasa sayang dan cintamu padanya. Jangan sekali-kali kamu memarahinya, karena bila dia bersujud dan memohon pada Allah maka Allah akan selalu mendengar pengaduannya dan engkau akan dihukum olehNya.". 
Sekarang mari kita simak pesan seorang Ibu Arab yaitu Umamah Taghlibiyah kepada putrinya Ummu Iyam binti Auf sebelum malam pengantinnya.
"Wahai putriku, kalau seandainya nasehat itu ditinggalkan karena seorang yang dinasehati itu berpendidikan atau karena kemuliaannya, maka aku tidak akan menasehatimu wahai putriku, tetapi nasehat itu adalah peringatan bagi yang lupa dan pelajaran bagi orang yang berakal. Wahai putriku, kalau seandainya seorang wanita bisa hidup tanpa laki-laki dengan kekayaan yang dimiliki orang tuanya, maka engkaulah wanita yang paling bisa hidup tanpa laki-laki. Tetapi wahai putriku, kita diciptakan untuk laki-laki seperti mereka diciptakan untuk kita.
Wahai putriku, sebentar lagi engkau akan keluar dari rumahmu, di mana engkau dibesarkan dan di mana engkau belajar berjalan, menuju tempat yang asing bagimu dengan teman yang engkau belum terbiasa hidup bersamanya. Jadilah engkau budak baginya, maka dia akan menjadi budak bagimu. Sekarang dengarlah sepuluh hal dari Ibu dan ingatlah itu selalu; Pertama: Jagalah kemesraan hubungan kalian dan selalu Qona'ah (menerima apa adanya, dan tidak menuntut banyak-red), karena dalam Qona'ah itu ada ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Kedua: Pergaulilah suamimu dengan selalu mentaatinya, karena dalam ketaatan istri terhadap suami ada keridhoan Ilahi. Ketiga dan Keempat: Jagalah selalu tempat di mana matanya selalu memandang pada dirimu dan di mana hidungnya selalu mencium pada dirimu, jangan sampai matanya melihat sesuatu yang tidak pantas pada dirimu, dan jangan sampai hidungnya mencium sesuatu dari dirimu kecuali wangi. Ketahuilah wahai putriku bahwa sebaik-baik parfum adalah air( maksudnya selalu menjaga kebersihan dengan mandi dan bersuci-red). Kelima dan Keenam: Jagalah selalu makanannya dan waktu istirahatnya. Ketahuilah bahwa panasnya kelaparan itu membakar dan perasaan terganggu ketika sangat lelah bisa menyulut kemarahan. Ketujuh dan Kedelapan: Jagalah selalu rumahnya dan keluarganya. Kesembilan : Jagalah selalu rahasianya, jangan sampai aib kalian keluar pintu rumah. Karena bila rahasianya keluar rumah karenamu, maka tunggulah balas dendamnya. Kesepuluh: Jangan pernah sekalipun melanggar perintah dan larangannya, karena pelanggaranmu akan menumbuhkan kebencian dalam hatinya.
Janganlah kamu bergembira sedikitpun katika dia bersedih, dan janganlah kamu perlihatkan kesedihanmu ketika dia sedang senang. Karena yang pertama adalah kelemahan, dan yang kedua adalah pengkeruhan suasana (mengganggu kegembiraannya-red). Semakin kamu memuliakan dia, maka dia juga akan semakin menghormati kamu. Semakin kamu mematuhi dia, maka dia juga akan semakin setia padamu. Ketahuilah wahai putriku, bahwa engkau tidak akan mampu melakukan itu semua kecuali dengan membuang rasa egoismu, selalu mendahulukan kepentingan suamimu di atas segala kepentinganmu, selalu mencintai apa yang dicintainya dan membenci apa yang dibencinya. Demi Allah dia akan selalu menjagamu. Itulah pesan Ibu wahai buah hatiku. Sekarang Pergilah wahai putriku, doaku selalu bersamamu."

Goresan Tangan : Saief Alemdar

0 comments:

Post a Comment